Sabtu, 30 Juli 2011

Timnas Indonesia Masuk 20 Besar Asia

Kemenangan tipis
atas Turkmenistan pada laga leg
2 Prakualifikasi Piala Dunia 2014
memberikan nafas baru bagi tim
nasional Indonesia di antara
kegagalan demi kegagalan dan
keributan di PSSI. Mimpi pun
dirajut kembali.
Indonesia mengungguli
Turkmenistan 4-3 di Stadion
Utama Gelora Bung Karno
(SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis
malam, 28 Juli 2011. Tim Merah
Putih unggul agregat 5-4 setelah
bermain imbang 1-1 di Ashgabat
pada leg 1.
Pemain naturalisasi, Cristian 'El
Loco' kembali menjadi pahlawan
dengan dua golnya di menit 10
dan 18. Pemain berdarah
Uruguay ini menunjukkan
permainan heroik. Mengguncang
Senayan, membangkitkan animo
suporter Merah Putih seperti di
Piala AFF 2010.
Permainan Timnas yang
fondasinya dibangun oleh
Alfred Riedl dan kini diteruskan
Wim Rijsbergen begitu apik
hampir di seluruh waktu laga. Si
Hijau Turkmenistan nyaris tak
pernah diberi kesempatan untuk
bernafas. Sayangnya, penyakit
lama Timnas kambuh, kedodoran
di akhir-akhir pertandingan
sehingga kecolongan dua gol di
menit 82 dan 86.
Padahal, Boaz Solossa telah
menciptakan alur serangan
bergelombang bagi Timnas.
Pemain belakang Muhamad
Nasuha pun ikut-ikutan maju
karena lini pertahanannya aman
dari gangguan Turkmenistan.
Hebatnya, Nasuha ikut mencetak
gol indah bagi Timnas di menit
43. Keunggulan Timnas
dilengkapi gol keempat yang
dicetak Muhamad Ridwan di
menit 76.
Pemilihan pemain yang
dilakukan Wim dibantu
asistennya Rahmad Darmawan
begitu tepat. Problem Wim yang
hanya punya waktu relatif 10
hari mempersiapkan tim, diberi
solusi oleh peran Rahmad.
Pelatih sukses di pentas
sepakbola Indonesia ini sangat
membantu karena sangat
mengenal para pemain Timnas.
Sebagian besar pemain Timnas
pernah ditangani Rahmad di
beberapa klub. Pemilihan pemain
yang tepat oleh Rahmad
memudahkan Wim merumuskan
strategi jitu bagi Timnas.
Siapa sangka, Muhamad Ilham
yang sejak 2009 tak pernah
berkostum Merah Putih kembali
tampil apik ketika dimainkan.
Kiper Ferry Rotinsulu tampil
dingin di bawah mistar. Boaz
pun menunjukkan kualitasnya
sebagai striker terbaik di Tanah
Air.
Kemenangan ini telah diprediksi
oleh mantan pelatih tim nasional
Indonesia, Alfred Riedl. Meski
baru saja dipecat dari
jabatannya oleh PSSI, Riedl
masih mau memberikan
prediksinya. Pelatih asal Austria
ini sangat yakin Firman Utina cs
mampu meladeni perlawanan
Turkmenistan, meski tebakannya
tak 100% tepat.
"3-0 sure, I believe it (Saya yakin
Indonesia menang 3-0)," ujar
Riedl singkat kepada wartawan
seusai melakukan pertemuan
dengan PSSI di Hotel Ritz-Carlton
Pacific Place, Jakarta, Kamis 28
Juli 2011.
Riedl tahu pasti kapasitas
mantan tim asuhannya itu.
Karena ia yang meletakkan
fondasi permainan Tim Merah
Putih, meski kini tim itu dilatih
oleh Wim Rijsbergen. Pelatih
anyar hanya punya waktu
sekitar 10 hari mempersiapkan
Timnas. Sedangkan Riedl telah
setahun menukangi Tim Merah
Putih.
Hanya, 10 hari persiapan yang
dimiliki Wim terlihat dalam 10
menit terakhir. Timnas
kedodoran dan kecolongan 2
gol. Persiapan minim ini
membuat Timnas nyaris gagal
lolos jika Turkmenistan mampu
menyamakan kedudukan.
Beruntung, waktu tambahan 4
menit tak mampu dimanfaatkan
Turkmenistan. Dan Wim pasti tak
ingin hal ini terjadi kembali pada
pasukannya di masa depan. Ia
tahu apa yang harus dilakukan.
Apapun, kemenangan ini seperti
meniupkan nafas baru bagi Tim
Merah Putih setelah kegagalan
menjadi juara AFF. Kegagalan
yang menyesakkan di antara
euforia luar biasa di seluruh
penjuru Tanah Air saat itu.
Optimisme tinggi akan
mengangkat Piala AFF, berubah
kegagalan dalam beberapa hari.
Apalagi, setelah itu PSSI dilanda
gonjang ganjing pemilihan Ketua
Umum. Dua kali Kongres di
Pekanbaru dan Jakarta kacau
sehingga pemilihan Ketum harus
sampai pada tiga episode.
Beruntung, episode 3 di Solo
berakhir mulus dan melahirkan
Djohar Arifin Husin sebagai
Ketum PSSI yang baru.
Kini bersama Djohar, PSSI coba
kembali membangun prestasi
Timnas. Di pundak Djohar cs pula
beban berat menunggu untuk
diangkat dan disingkirkan.
20 Besar Asia
Kemenangan atas Turkmenistan
ini membuat Indonesia masuk
dalam deretan 20 besar negara-
negara Asia. Mimpi bertemu
dengan Macan-macan Asia pun
boleh dilahirkan kembali setelah
Tim Merah Putih melaju ke babak
3 Pra Piala Dunia (PPD) 2014.
Meski demikian, langkah Tim
Garuda menuju putaran final di
Brasil masih cukup jauh.
Indonesia bernasib mujur tidak
perlu melewati babak pertama
PPD 2014 zona Asia. Tim Merah
Putih dinyatakan berhak lolos ke
babak kedua tanpa bertanding
setelah berada pada peringkat 6
hingga 27 di kawasan Asia.
Sebanyak 15 pemenang dari
babak 2 akan bergabung dengan
5 tim yang telah lolos tanpa
bertanding, Jepang, Australia,
Korea Selatan, Korea Utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar